Nabi Muhammad saw bersabda:-

“orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan pada keduanya terhadap kebaikan. Bersungguh-sungguh lah dalam meraih apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan merasa lemah. Jika sesuatu menimpa kamu, maka janganlah kamu mengatakan “seandainya aku melakukan begini niscaya akan begini dan begini”, akan tetapi katakanlah, “Allah telah mentaqdirkan hal itu, dan apa yang dikehendakiNya pasti akan terjadi. Kerana sesungguhnya perkataan “seandainya” akan membuka perbuatan syaitan”
--diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah r.a--


Ya Allah, Jika aku jatuh cinta, Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, Untuk mecintaiMu,Ya Allah, Jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu, Ya Allah, Jika aku jatuh cinta, Izinkan aku menyentuh hati seseorang yang tertaut pada-Mu, Agar tidak terjatuh aku dalam jurang semu, Ya Allah, Jika aku jatuh cinta, Jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari-Mu, Ya Allah, Sesungguhnya aku bermohon pada-Mu untuk selalu mencintai-MU...

hatiku terluka dan menangis lagi.............

Tuesday, September 28, 2010















ukhtifillah

Sunday, September 12, 2010




Buatmu bunga, dan bunga-bunga yang sedang mekar di taman-taman yang lainnya, aku punya hadiah buat kalian.. (Surat Terbuka Seorang Ikhwan untuk Seluruh Akhwat di Dunia)

Ukhtifillah,
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa
peduli?
Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak
perlu mengenalku.
Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu
dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah,
tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu,
karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Ukhtifillah,
Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh,
karena akan membuatku mengingatmu.
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap
dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa,
sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku
yang masih penuh Lumpur.
Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.

Ukhtifillah,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan
mimpi tak berujung.
Ada ingin tapi tak ada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat
selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani
kusentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku
karena sucimu kaupertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku
bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.

Ukhtifillah,
Jangan pernah kautatapku penuh
Bahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk
melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku
seorang yang masih kotor.
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah
burukku, mengenakan pakaian sutra emas.
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor
dari Lumpur.
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau
termanipulasi.
Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.

Ukhtifillah,
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang
dengan sepenuh hati membawamu kehadapan
Tuhanmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam
kitab suci, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam
rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah
hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir
dalam kitab suci.

Ukhtifillah,
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu,
mungkin sekarang atau nanti,
bahkan mungkin tiada sampai kau mati.
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di fana saat ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu,
yang kau bangun dengan segala kekhusyu'an
tangis do'amu.

Ukhtifillah,
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu
pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang
terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih,
seperti kisah seorang wanita sudi di masa lalu
yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak
pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta
dalam setiap denyut nadi kita.
---

jika Allah sudah meredhainya,
petiklah bunga itu wahai kumbang sakti moga sayap kiri itu akan membantu dirimu di atas jalan ini Ketika aku mambaca bait-bait puisi ni,tiba-tiba fikiran aku menerawang ke satu alam yang belum pernah aku alami. Alam yang mana aku rasa malu dengan diri aku sangat. Ya! memang benar aku sayang dia. tapi aku tak sanggup korabankan agamaku semata-mata kerana dia.
Pengorbanan memang perit rasanya. Perit apatah lagi apabila melibatkan orang yang sepatutnya menjadi pendamping kita saat susah dan senang. Kepada dikau, ingatlah.cintaku tak pernah hilang kepadamu. Cuma cinta ini tidak akan sekali-kali akan kembali seperti dulu. Penuh dengan sia-sia. Semoga cinta yang akan kemblai satu masa nanti akan terus menjadi satu cinta abadi antara kita. Antara dia. Antara kita dan dia.

Terima kasih kerana menyedarkan aku.
Aku menyayangimu kerana agama yang ada padamu. Bila mana hilang agama dalam dirimu, maka hilanglah cintaku kepadamu.

dipetik dari blog sahabat http://terompahcaring.blogspot.com/